Beranda/ Sebutkan 6 Pemeriksaan Pada Karburator : Pmo Bab 2 - Pemeriksaan karburator · hidupkan mesin sampai tempratur kerja · pasang tacho meter · steel putaran idle (stasioner) sesuai spesifikasi · putar baut . Jeniskarburator menurut kerja venturi dibedakan menjadi 2 macam yaitu: Fixed Venturi Karburator jenis fixed venture (venturi tetap) dimana volume venture selalu tetap tidak berubah-ubah Variable Venturi Karburator jenis variable venture (Venturi berubah) dimana volume venturi dapat diubah-ubah atas dasar kevakuman mesin atau pergerakan kabel. f 6 Jet Needle Komponen mobil yang selanjutnya adalah Jet Needle. Bagi anda mungkin sangat awam tentang komponen ini akan tetapi jika anda mengetahui nya maka akan memudahkan anda untuk memperhatikan komponen kendara anda. Baca juga : Tips Membersihkan Mobil Mobil Yang Cocok Untuk Pemula Pelindung Cat Mobil Terbaik Padatipe karburator ganda ini, pembukaan katup gas pada barrel kanan dan kiri membuka secara bersamaan dalam satu waktu yang sama atau sinkron. Karburator bertingkat Pada tipe karburator bertingkat ini, pembukaan katup gas tingkat 2 atau secondary height speed dimulai saat katup gas tingkat 1 atau primery height speed telah terbuka secara penuh. Hidupkanmesin. 2. Putarlah penyetel RPM (lihat gambar) sampai tacho meter menunjukkan 800. 3. Putarlah sekrup penyetel idle sampai meter menunjukan putaran mesin maksimum. 4. Putar kembali sekrup penyetel RPM di putar sampai RPM mencapai 800. Penyetelan idle mesin dengan CO Meter : 1. Hidupkan mesin . 2. LangkahPerawatan Karburator Periksa pada 1.000 km ( 1 bulan ) pertama dan setiap 4.000 km ( 6 bulan ) berikutnya. Setel jarak main kabel gas Panaskan mesin Catatan : laksanakan penyetelan pada saat mesin sudah panas Hubungkan digital-engine-tachometer memeriksatekanan kompresi selamat bekerja data teknis motor bensin 1 kabel tegangan tinggi kurang dari 25 kω/ kabel tahanan 2 distributor tutup distributor 0,45 mm celah rubbing blok, selain mesin 5k 0,4 - 0,5 mm mesin 5k 0,20 - 0,40 mm celah udara 52˚ ± 6˚ sudut dwell dalam 3˚ (dari idling hingga variasi sudut dwell 2.000 rpm) saat 8zjrSU8. Paduan aluminium banyak digunakan sebagai komponen automotif dengan proses manufaktur berupa pengecoran. Paduan aluminium memiliki kemampuan dicor yang sangat baik dengan masa jenis yang relatif ringan dibandingkan material lainnya. Dalam penelitian ini telah dipelajari penyebab keretakan pada komponen karburator paduan Al-9,8Si-1,9Cu hasil proses die casting setelah pemakaian. Tahapan penelitian untuk mengetahui penyebab kegagalan adalah melakukan pengamatan dan pengujian. Pengujian dilakukan pada sampel yang mengalami retak dan sampel pembanding yaitu komponen karburator yang sengaja dipatahkan dan komponen karburator yang secara visual tidak terlihat retak. Beberapa pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah SEM-EDS scanning electron microscopy-energy dispersive spectroscopy, uji kekerasan metoda Brinell dan pengamatan metalografi dengan mikroskop optic OM. Kegagalan terjadi pada batas pertemuan logam cair dengan struktur mikro yang berbeda. Perbedaan struktur ternyata diakibatkan adanya double shoot saat proses die casting. Penjalaran retakan terletak pada batas butir eutektik α + Si. Struktur eutektik teramati tidak homogen sehingga menginisiasi terjadinya retakan secara mikro. Figures - uploaded by Cahya SutowoAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Cahya SutowoContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN KARBURATOR AKIBAT DOUBLE SHOOT SAAT PROSES DIE CASTING Cahya Sutowo, Saefudin, Budi Priyono Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI Kawasan Puspiptek Serpong, Gedung 470, Tangerang 15314 e-mail csutowo ABSTRAK Paduan aluminium banyak digunakan sebagai komponen automotif dengan proses manufaktur berupa pengecoran. Paduan aluminium memiliki kemampuan dicor yang sangat baik dengan masa jenis yang relatif ringan dibandingkan material lainnya. Dalam penelitian ini telah dipelajari penyebab keretakan pada komponen karburator paduan Al-9,8Si-1,9Cu hasil proses die casting setelah pemakaian. Tahapan penelitian untuk mengetahui penyebab kegagalan adalah melakukan pengamatan dan pengujian. Pengujian dilakukan pada sampel yang mengalami retak dan sampel pembanding yaitu komponen karburator yang sengaja dipatahkan dan komponen karburator yang secara visual tidak terlihat retak. Beberapa pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah SEM-EDS scanning electron microscopy-energy dispersive spectroscopy, uji kekerasan metoda Brinell dan pengamatan metalografi dengan mikroskop optic OM. Kegagalan terjadi pada batas pertemuan logam cair dengan struktur mikro yang berbeda. Perbedaan struktur ternyata diakibatkan adanya double shoot saat proses die casting. Penjalaran retakan terletak pada batas butir eutektik α + Si. Struktur eutektik teramati tidak homogen sehingga menginisiasi terjadinya retakan secara mikro. Kata kunci Paduan aluminium, die casting, karburator, kegagalan, retakan mikro. PENDAHULUAN Paduan Al-Si-Cu banyak digunakan untuk komponen otomotif seperti karburator, blok mesin dan kepala silinder karena memiliki beberapa keuntungan seperti mudah dimesin, ringan, mudah didaur-ulang dan harganya relatif murah [1]. Telah terjadi kegagalan pada produk komponen otomotif, kegagalan berupa retakan pada komponen karburator hasil coran. Terjadinya retak diketahui pada saat pemakaian. Berdasarkan informasi awal, komponen karburator dan patahan komponen karburator sebagaimana pada Gambar 1 dibuat dari bahan paduan aluminium silikon dengan kadar silikon sekitar 12%. Komponen karburator berfungsi untuk mencampur bahan bakar dengan udara dalam ukuran yang tepat sesuai kebutuhan untuk kemudian disalurkan ke dalam ruang pembakaran silinder dalam bentuk kabut. 2 Gambar 1. Foto visual sampel komponen karburator Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya keretakan pada komponen karburator sehingga dapat mencegah kegagalan dengan penyebab yang sama terjadi kembali. Tahapan analisa kerusakan meliputi pengamatan dan pengujian pada komponen karburator yang mengalami retak, pengujian juga dilakukan pada sampel pembanding yaitu komponen radiator yang sengaja dipatahkan dan komponen radiator yang secara visual tidak terjadi retak. Pengujian yang dilakukan adalah uji komposisi kimia menggunakan Spark OES optical emission spectroscopy, metalografi dengan mikroskop optik dan SEM scanning electron microscope, serta analisa komposisi kimia pada area tertentu menggunakan EDS energy dispersive spectroscopy . METODE PENELITIAN Material yang digunakan pada pengujian adalah master ingot dan material komponen karburator. Pengujian pada material komponen radiator sebanyak tiga sampel yaitu Sampel 1 komponen karburator yang mengalami kegagalan pada saat pemakaian, sampel 2 komponen karburator yang sengaja dipatahkan pada area patahan identik dengan sampel 1 sebagai pembanding pengujian, dan sampel 3 komponen karburator yang secara visual tidak mengalami kegagalan. Pengujian komposisi kimia dilakukan untuk mengetahui komposisi kimia material ingot dan komponen karburator, preparasi dilakukan pada permukaan spesimen melalui pengampelasan terlebih dahulu kemudian spesimen diletakkan pada chamber penyimpanan spesimen dalam spektrometer untuk selanjutnya dilakukan pengujian dengan ditembak elektron, panjang gelombang yang dihasilkan menunjukkan unsur-unsur yang terkandung dalam sampel. Pengujian kekerasan menggunakan metode Brinell, sedangkan pengamatan struktur mikro menggunakan teknik metalografi pada penampang sampel ingot dan sampel komponen. 3 Prosedur teknik metalografi adalah sebagai berikut pemotongan spesimen, spesimen di-mounting, kemudian diampelas, dipoles, dietsa dengan larutan Kalling’s dan dilakukan pengamatan melalui pemotretan. Pengamatan dengan SEM dilakukan untuk melihat struktur mikro area penampang dengan perbesaran yang lebih tinggi, sedangkan EDS dilakukan untuk mengetahui komposisi kimia pada area tertentu disekitar retakan atau patahan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian komposisi kimia dengan spark-OES pada pada Tabel 1, sampel komponen karburator menunjukkan bahwa material dari komponen tersebut adalah paduan Al-Si hypereutectic dengan kandungan Si sebesar 13 – 16 % berat, sedangkan material dari master ingot analog dengan standar JIS ADC12 Tabel 1. Hasil analisa komposisi kimia pada material paduan Al-Si-Cu pada komponen karburator dan master ingot menggunakan OES. UNSUR KarburatorArea A % berat Karburator Area B % berat Master Ingot ADC12 JIS H 5302 Si 16,561 13,333 9,765 9,6 – 12,0 Cu 5,977 3,588 1,902 1,5 – 3,5 Fe 1,067 1,024 0,695 maks 1,3 Mn 0,742 0,412 0,223 maks 0,5 Mg - - 0,257 maks 0,3 Zn 1,192 0,997 0,787 Maks 1,0 Ni 4,296 1,160 0,446 Maks 0,5 Sn 0,778 0,282 0,123 Maks 0,3 Al Bal. Bal. Bal Bal. Nilai kekerasan rata-rata pada material Al-Si paduan dari komponen karburator adalah sebesar 100 HB, tingginya kekerasan didukung oleh hasil analisa komposisi kimia yang menunjukkan bahwa kandungan Si dalam komponen tersebut cukup tinggi. Gambar 2 menunjukkan struktur mikro pada area A dan B. Pada gambar tersebut teramati adanya perbedaan struktur antara area A dan area B. Area A memiliki struktur Al-primer dan Si eutectic. Pada area B fasa yang terbentuk adalah secondary arm dendritic dari Al-primer dan Si-primer yang tersebar halus. Penjalaran patahan terletak pada batas perubahan struktur mikro dari struktur eutektik α + Si yang halus dan kasar. Impurity yang terbentuk adalah porosity, oksida dan sludge. 4 Area retakan area A area B Gambar 2. Foto hasil metalografi penampang melintang sampel 1, terlihat adanya perbedaan struktur disekitar retakan antara area A dan Area B. Etsa Kalling’s Reagent Gambar 3 menunjukkan foto hasil SEM pada area A dan B. Pada area A struktur yang terbentuk adalah Al-primer dan Si-eutectic, serta Si eutectic berbentuk jarum dalam matriks Al-primer. Sedangkan pada area B fasa yang terbentuk adalah secondary arm dendritic dari Al-primer dan Si-primer. Pada Gambar 3 teramati bahwa pada area retakan memiliki struktur yang berbeda-beda, hal ini menunjukkan adanya mikro segregasi dari unsur silikon. a b Gambar 3. Foto hasil SEM sampel 1 komponen karburator yang mengalami kegagalan pada posisi melintang pada a Area A dan, b Area B. Etsa Kalling’s reagent Gambar 4 menunjukkan foto hasil SEM pada sampel 2 dari area A dan B. Pada gambar tersebut teramati adanya perbedaaan struktur antara area A dan area B, dimana pada area A memiliki struktur secondary arm dendritic dari Al-primer dan Si-primer yang tersebar halus A A B B Si-eutectic Al-primer Si-primer Fasa Si berbentuk jarum Matriks Al-primer Matriks Si-primer Secondary arm dendritic dari Al-primer 90m90”m 90”m 5 serta adanya blocky prime Silicon Gambar 4a, sedangkan area B memiliki struktur Al-primer dengan ukuran butir yang homogen, dan beberapa Si eutectic berbentuk jarum dalam matriks Al-primer Gambar 4b. Adanya pengotor impurity sepanjang batas butir Al-primer juga teramati dalam Gambar 4b. Perbedaan struktur ini juga menunjukkan adanya mikro segregasi unsur silikon dalam sampel tersebut. a b Gambar 4. Foto hasil OM pada penampang melintang sampel 2, terlihat adanya perbedaan struktur disekitar retakan antara ; a area A, dan b Area B . Etsa Kalling’s reagent Gambar 5 menunjukkan hasil metalografi pada sampel 3 pada area A dan area B. Teramati area B memiliki struktur secondary arm dendritic dari Al-primer dan Si-primer tersebar halus Gambar 5b, sedangkan area A memiliki struktur Al-primer dengan ukuran butir yang homogen, dan Si eutectic berbentuk jarum dalam matriks Al-primer Gambar 5a. Porositas juga teramati sebagaimana pada Gambar 5a. Struktur mikro pada komponen karburator dengan menggunakan proses double shoot, yaitu sampel 2 dan sampel 3, menunjukkan pola yang sama dengan sampel 1. a b Gambar 5. Foto hasil OM pada sampel 3, terlihat adanya perbedaan struktur disekitar inisiasi retakan antara; a area A, dan b Area B. Etsa Kalling’s reagent Si-primer Secondary arm dendritic A-rimerFasa Si Al-primer 90”m 90”m 90”m 90”m 6 Hasil SEM-EDS pada sampel 3 menunjukkan bahwa fasa berbentuk jarum dalam matriks Al-primer adalah fasa Si, Si-primer terbentuk dibuktikan pada spot 3 area tersebut Si=22,42 % dan pada spot 4 kadar Si = 30,77% artinya pada area tersebut kadar Si sangat tinggi. Pada area Si-primer juga teramati adanya retakan mikro micro cracking. Gambar 6. Foto hasil SEM sampel 3 pada area yang mendekati batas antara daerah A dan B. Area A terbentuk struktur al-primer dengan fasa Si yang berbentuk seperti jarum dalam matriks Al dendritik, sedangkan pada area B terbentuk secondary arm dendritic dari al-primer dan Si-primer yang tersebar halus. Etsa Kalling’s reagent. a. b. c. Gambar 7. Foto hasil metalografi pada penampang melintang sampel jauh dari retakan. Dalam struktur mikro teramati adanya; a. pengotor berwarna hitam dari unsur-unsur Fe-Zn-Mn-Ni-Sn sepanjang batas butir Al-primer dendritik pada sampel 1, b.blocky silikon primer dalam sampel 2, c. porositas. Etsa Kalling’s reagent Hasil pengamatan struktur mikro terhadap ingot pada lampiran tambahan menunjukkan struktur fasa α Al + Eutektik α + Si. Dari gambar tersebut tidak menunjukkan adanya fasa Si Primer dan Sludge. Sehingga dapat dikatakan bahwa ingot yang digunakan cukup baik ditinjau dari komposisi dan unsur pengotor, sesuai dengan standard ADC12. AREA A AREA B imuritsludeorosit 7 Gambar 8. Foto hasil metalografi pada master ingot. Etsa Kalling’s Reagent. Dari hasil pengamatan struktur mikro di atas kegagalan komponen karburator dapat disimpulkan bahwa perambatan retak terjadi pada batas pertemuan logam cair akibat proses double shoot. Sedangkan pembentukkan senyawa sludge belum berpengaruh besar terhadap kegagalan. . KESIMPULAN ‱ Material komponen karburator adalah paduan Al-Si-Cu analog dengan ADC 12 JIS H5302 ‱ Pada produk coran terdapat senyawa kompleks dari Si-Fe-Mn-Al yang disebut dengan sludge dalam jumlah kecil dan belum nampak gejala negatif terhadap komponen tersebut. Gejala negatif yang ditimbulkan hanya berupa komposisi kimia pada komponen yang tidak homogen yaitu unsur Si, Mn, Fe cenderung lebih tinggi dari standar. ‱ Senyawa sludge terbentuk akibat proses peleburan paduan aluminium dengan kandungan Fe yang cukup tinggi sehingga akan mengental dan cenderung mengendap di bawah ladel. Karena faktor waktu dan temperatur senyawa sludge tersebut dapat bertambah dan akhirnya akan terbawa ke produk coran. Apabila hal ini terjadi akan menurunkan sifat mekanik getas dan terbentuknya hard spot pada permukaan coran yang dapat menurunkan sifat mampu mesin. Namun pada kasus kegagalan karburator, efek dari senyawa kompleks tersebut belum berpengaruh besar dan hanya berpengaruh terhadap komposisi kimia yang tidak homogen untuk beberapa area pada komponen yang ditandai dengan lebih tingginya unsur Si, Mn dan Fe dari standar. ‱ Terjadinya kegagalan berupa retakan disebabkan adanya batas pertemuan logam cair yang mempunyai struktur mikro yang berbeda akibat double shoot pada proses die casting. Penjalaran retakan terletak pada batas perubahan struktur mikro dari struktur Al-matrriks Si-eutektik 8 eutektik α + Si yang halus dan kasar sehingga terjadi ketidak homogenan struktur mikro dan menginisiasi terjadinya retakan secara mikro. DAFTAR PUSTAKA 1. R. Molina, P. Amalberto, M. Rosso, Metallurgical Science and Technology, 2011, Vol. 29-1, p. 5-15. 2. John E Gruzleski, The Treatment of Liquid Aluminium Silicon Alloys, American Society, Inc, USA, 1990 3. ASM. Metals Hand Book, Vol. 12, Fractography, American Society for Metals, Ohio, 1998. 4. JIS Standard Handbook, Ferrous Materials and Metallurgy, Japanese Standard Association. 5. Porter and Easterling, Phase Transformations in Metals and Alloys, second edition, London, 1992. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this MolinaP AmalbertoM RossoR. Molina, P. Amalberto, M. Rosso, Metallurgical Science and Technology, 2011, Vol. 29-1, p. 5-15. Karburator merupakan salah satu komponen pada sistem bahan bakar konvensional. Fungsi karburator sendiri sangat penting pada sistem bahan bakar. Tanpa adanya karburator pada sistem bahan bakar konvensional bahan bakar tidak mungkin bisa dikabutkan dan diatur jumlah bahan bakar yang dikelurkannya. Terdapat banyak macam-macam karburator, macam-macam karburator sendiri antara lain dapat dibedakan dari arah aliran udara masuknya, tipe venturi yang dipakai, jumlah barrel yang dimilikinya dan berdasarkan urutan pembukaan katup gasnya. Macam karburator berdasarkan arah aliran udara masuk Karburator dengan arus turun down draft Karburator dengan arus turun yaitu karburator yang pencampuran udara dan bahan bakarnya keluar kearah bawah Karburator dengan arus naik up draft Karburator dengan arus turun yaitu karburator yang pencampuran udara dan bahan bakarnya keluar kearah naik Karburator dengan arus samping side draft Karburator dengan arus turun yaitu karburator yang pencampuran udara dan bahan bakarnya keluar kearah mendatar. Macam karburtor berdasarkan dengan tipe venturi yang digunakan Karburator dengan venturi tetap Karburator dengan venturi tetap yaitu diameter venturi pada karburator tersebut tidak dapat berubah-ubah tetap. Karburator dengan venturi variabel Karburator dengan venturi variabel yaitu diameter venturi pada karburator tersebut dapat berubah-ubah. Macam karburtor berdasarkan dengan jumlah ruang pencampur barrel Karburator dengan 1 barrel yaitu jumlah barrel pada karburator ini hanya ada 1 Karburator dengan 2 barrel yaitu jumlah barrel pada karburator ini berjumlah 2 Karburator dengan 4 barrel yaitu jumlah barrel pada karburator ini berjumlah 4 Macam karburator berdasarkan urutan pembukkan katup gas Karburator ganda Pada tipe karburator ganda ini, pembukaan katup gas pada barrel kanan dan kiri membuka secara bersamaan dalam satu waktu yang sama atau sinkron. Karburator bertingkat Pada tipe karburator bertingkat ini, pembukaan katup gas tingkat 2 atau secondary height speed dimulai saat katup gas tingkat 1 atau primery height speed telah terbuka secara penuh. Karburator ganda bertingkat Pada tipe karburator ganda bertingkat ini, pada tingkat 1 kedua katup gas kecil akan membuka penuh secara bersaamaan kemudian untuk tingkat 2 nya, kedua katup gas besar akan membuka menyusul jika kedua katup gas kecil sudah membuka penuh. 100% found this document useful 1 vote1K views25 pagesOriginal Title15. Mendiagnosis kerusakan sistem bahan bakar bensin konvensional karburatorCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote1K views25 pagesMendiagnosis Kerusakan Sistem Bahan Bakar Bensin Konvensional KarburatorOriginal Title15. Mendiagnosis kerusakan sistem bahan bakar bensin konvensional karburatorJump to Page You are on page 1of 25 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 14 to 23 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. JAKARTA, - Baik karburator maupun injeksi pada sepeda motor memiliki fungsi yang sama, yakni sebagai sistem asupan bahan bakar ke ruang pembakaran. Namun, ada perbedaan pada sistem kerja keduanya, perbedaan ini yang dinilai membuat injeksi punya keunggulan dibanding karburator. Kepala Bengkel Mekar Bintaro Adih menjelaskan, karburator memiliki berbagai kekurangan yang sudah diatasi teknologi injeksi. Injeksi memang merupakan teknologi yang muncul belakangan dibanding sistem karburator, suplai bahan bakar ke ruang pembakaran disedot dari hasil pergerakan naik turun piston. Menurut Adih, sistem kerja karburator sangan sensitif terhadap perubahan temperatur udara. Baca juga Hindari Kebiasaan Cuci Motor Setelah Pulang Kerja Istimewa Suzuki DR 200 S menggunakan karburator dan menganut Euro II.“Kalau karburator, begitu tekanan udara berubah, temperatur berubah, kelembaban berubah, sudah tidak bisa diapa-apakan. Karena karburator alat pasif yang tidak bisa berubah sendiri,” ujar Adih saat dihubungi Baca juga Mengisi BBM Tak Sesuai Rasio Kompresi Sebabkan Kerusakan? Menurutnya, kekurangan karburator itu sudah tidak ditemui pada sistem injeksi. Sebab pada sistem injeksi, proses penghisapan bensin ke ruang bakar menggunakan peranti elektronik yang berfungsi menyemprotkan bensin ke ruang pembakaran. Sistem injeksi bila menyeimbangkan volume bensin yang disemprotkan ke ruang bakar dengan kebutuhan mesin untuk mendapatkan hasil pembakaran yang efisien. Selain itu, sistem kerja injeksi tidak terpengaruh terhadap perubahan temperatur udara. “Injeksi dengan berbagai sensor yang diterapkan, bisa menyesuaikan dengan sendirinya. Jadi keunggulannya sudah begitu jauh dibandingkan dengan karburator,” terang Adih. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 132302 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d835cf74a5e0a71 ‱ Your IP ‱ Performance & security by Cloudflare

sebutkan 6 pemeriksaan pada karburator